Foto

Peternak Sapi Di Sragen Diminta Waspadai Serangan Penyakit LSD


admin | 31 Januari 2023 | 43

SRAGEN - Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati meminta pemilik hewan ternak sapi dan kerbau untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit "Lumpy Skin Disease" (LSD). Upaya pencegahan diakui orang nomor satu di Kabupaten Sragen itu juga sudah mulai dilakukan di antaranya sosialisasi, hingga vaksinasi LSD.  

Tidak hanya itu pihaknya juga meminta agar para pemilik hewan selalu menjaga kebersihan kandang dan melakukan penyemprotan desinfektan secara rutin.

Pesan itu disampaikan Bupati Yuni saat memberikan arahan dalam acara sosialisasi LSD kepada  perwakilan peternak sapi wilayah eks kawedanan Gemolong, bertempat di Kantor Kecamatan Gemolong, Selasa (31/1/2023).

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Sragen per tanggal 31 Januari 2023 ada 781 ekor sapi yang terkonfirmasi LSD. Rinciannya, kasus aktif sebanyak 761 ekor, penambahan kasus dalam satu hari sebanyak 11 ekor, sembuh 12 ekor, dan mati sebanyak 8 ekor (dipotong 3 ekor, mati 5 ekor).  

Karena terus meningkatnya kasus LSD yang terjadi pada hewan ternak sapi dan kerbau di Sragen, Bupati Yuni mengatakan jika Pemkab Sragen melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus menggencarkan vaksin untuk menekan kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Total populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Sragen sebanyak 77.480 ekor, Pemkab Sragen mentarget 50% dari populasi itu bisa tervaksinasi LSD.

“Beberapa wilayah di 20 Kecamatan di Sragen sudah mulai kami lakukan vaksinasi bagi sapi yang sehat, total yang sudah tervaksin sejumlah 4.102 ekor,” paparnya.

Sementara bagi sapi maupun kerbau yang telah terinfeksi LSD, Bupati mengatakan Pemkab akan memberikan bantuan subsidi untuk satu kali paket pengobatan.

“Satu sapi perlu 4 – 5 kali pengobatan baru bias dinyatakan sembuh, dan satu kali pengobatan itu satu paketnya senilai Rp. 100 ribu – Rp. 150 ribu,” ujar Bupati. 

Selain itu, DKPP juga telah membuka hotline 24 jam untuk merespon aduan dari masyarakat terkait LSD maupun PMK.

“Jika ada sapi / kerbau milik pribadi, tetangga yang sakit segera lapor dengen menghubungi nomor 08121530916 (WhatsApp), InsyaAllah semua aduan akan direspon dengan cepat,” kata Bupati.

Lebih lanjut Bupati mengatakan meski penyakit LSD bukan penyakit zoonosis atau tidak menular ke manusia. Namun penyakit LSD dapat menimbulkan kerugian besar bagi peternak karena dapat membuat hewan ternak kehilangan berat badan, tidak memiliki nafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, serta keguguran dan kerusakan pada kulit hewan.

Menurutnya, sapi atau ternak yang terserang LSD juga menunjukkan beberapa gejala, yang paling umum adalah demam tinggi dan timbulnya benjolan-benjolan pada kulit ternak. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan hewan itu juga bisa ditularkan dari gigitan  serangga penghisap darah, kontak langsung antar hewan, penularan dari induk kepada anak di dalam kandungan dan melalui air susu.

Kemudian juga dari jarum suntik yang tidak steril, serta pakan atau air minum yang sudah tercemar ludah dari hewan yang terinfeksi.

“Kebersihan kandang menjadi factor utama, karena pembawanya bias dari nyamuk, lalat yang semua suka di tempat lembab, kotor, dan bau,” lanjutnya.

Untuk itu semua peternak bisa melakukan pencegahan preventif, sapi kerbau yang sudah positif, untuk segera dipisahkan dengan sapi / kerbau yang sehat atau karantina.

 

Penulis : Miyos_Diskominfo

Editor : Yuli_Diskominfo

 




Berita Terbaru

Top